MENGHITUNG MASA SUBUR
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium)
yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat
kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut
sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan
berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55
tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir
90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang
siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan
hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama
periode menstruasi – hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari
pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari
sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Fisiologi Menstruasi
Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi
hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan
implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus
menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau
keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan seorang
wanita berobat ke dokter.
Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari,
2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian
menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3
wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche
<pertama kali terjadinya menstruasi> dan menopause) lebih banyak
mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel
telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Siklus Menstruasi Normal
Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen
yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung
telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal,
sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa
sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap
perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan
terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan
endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn
berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua
fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut
sebagai desidua basalis.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi
adalah:
- FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
- LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
- PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh
hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung
telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan
dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel
de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga
hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun
FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan
hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik
estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang
baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH,
folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi
terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah
pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon
gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum
berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron.
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan
dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi.
0 comments:
Post a Comment